Rabu, 21 Januari 2015

TANYAAN PALING MENYEBALKAN SEPANJANG MASA


Salah satu kelebihan masyarakat Ironisia adalah selalu ingin tahu urusan orang lain. Mungkin ini akibat masyarakat di negeri ini yang tak kunjung naik level kepintarannya. Semakin rendah status intelektual seseorang, semakin tak tahu diri masuk ke ranah pribadi orang lain.
Baru kenal saja, masyarakat ini sanggup melontarkan pertanyaan yang bikin orang lain frustasi. Berikut beberapa contoh bagaimana masyarakat Ironisia tersebut menyayat hati lewat apa yang disebutnya keramah-tamahan:
1. Eh,,, Dah nikah belum?
Bagi perempuan lajang di atas 25 tahun, pertanyaan ini lebih menyakitkan ketimbang melahirkan! Menikah adalah urusan pribadi. Atas dasar apa orang asing harus masuk ke ruang privat orang lain tanpa ijin?
Jika masih lajang, jawaban yang setimpal untuk pertanyaan ini adalah:
Belum, soalnya nunggu suamimu (atau istrimu) duda (janda).
2. Gajinya berapa?
Seolah-olah hendak kasih duit saja kalau gaji di bawah standard. Emang, kalau gaji kurang, mau kasih santunan?! Kebanyakan orang bertanya seperti ini hanya untuk melihat tingkat status ekonomi orang yang ditanya.
Jawaban yang adil:
Cukuplah, buat ajak kencan adik/anakmu.
3. Kamu kerja di proyek atau pabrik?
Orang tanya dengan asal tebak profesi orang lain. Biasanya, disesuaikan dengan usia, baju yang kita kenakan atau kendaraan yang kita duduki.
Jika tebakannya tak sesuai, jawaban yang pas adalah:
Pilih kerjaan paling rendah yg pernah kita lakukan, supaya dia puas. Kasihan, yang tanya dengan penuh asumsi biasanya orang rendahan (setidaknya secara mentalitas).
4. Semester berapa? Kok belum lulus!
Bagi mshswa semester tua, pertanyaan ini lbh menyakitkan drpd ditanya kapan nikah.
Jawab saja:
Belum, belum boleh lulus sama kajur.
5. Islam antum sudah kaffah belum?
Asli, tanyaan ini jauh lebih nyelekit daripada ditanya, “agamamu apa?” Rentetan pertanyaan sejenis adalah, “berkah gak?” “Sudah shalat dhuha/tahajud belum?”
Kita sedang ketemu malaikat oplosan, jadi gak perlu dijawab. Dia gak akan ngerti bahasa manusia yang gak sepaham.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar